PENYADAPAN KARET
PENYADAPAN KARET (Hevea brasiliensis)
(Tugas
Praktikum Penyadapan Karet)
Oleh
Theo Indra
1304122065

PROGRAM STUDI DIII PERKEBUNAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyadapan adalah pelukaan buatan yang
diberikan pada kulit batang atau cabang tanaman karet (Hevea brasiliensis)
secara berkala untuk jangka waktu yang lama sehingga lateks menetes keluar dari
pembuluhnya menuju mangkuk. Dengan demikian, diperlukan perencanaan yang matang
dan dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan rencana tersebut. Perencanaan
meliputi tebal kulit yang diiris setiap kali penyadapan, lamanya bidang-bidang
sadap yang digunakan (dalam tahun), dan penggunaan stimulannya (frekuensi
penggunaan, dan teknik penggunaannya)
Karet
adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi kesusuan (dikenal sebagai
lateks) yang diperoleh dari getah beberapa jenis tumbuhan pohon karet tetapi
dapat juga diproduksi secara sintetis. Sumber utama barang dagang dari lateks
yang digunakan untuk menciptakan karet adalah pohon karet (Hevea brasiliensis), pohon jenis lainnya yang mengandung lateks
termasuk Fig,euphorbia dan dandelion Pohon‐pohon tersebut tidak menjadi sumber
utama karet, dikarenakan pada perang dunia II persediaan karet orang
Jerman dihambat, sehingga Jerman mencoba mencari sumber -sumber alternatif
lain, sebelum penciptaan karet sintetis.
Tanaman karet yang normal umumnya baru
dapat disadap pada umur 4– 6 tahun, semakin
siang penyadapan dilakukan, semakin rendah produksi per pohon yang diperoleh.
Prinsip ini didasarkan atas mekanisme fisiologi internal tanaman. Seperti
diketahui, tanaman menanggapi perubahan lingkungan dengan mengendalikan transpirasi.
Ini berarti, pada saat suhu dan intensitas matahari tinggi, tanaman menekan
transpirasi serendah mungkin untuk mencegah kehilangan air di jaringannya.
Dalam konteks sel, terjadi perubahan turgor yang memberi dampak pelambatan
aliran cairan sel. Bersamaan dengan itu, stomata daunpun menutup sehingga air
dapat dihemat pelepasannya. Mekanisme ini berlangsung pada siang hari dan
sejalan dengan turunnya suhu serta rendahnya intensitas matahari, sel-sel
membesar, membentuk turgor yang tinggi. Dengan pendekatan inilah lateks di
dalam pembuluhnya dinamik mengalir, sejalan dengan fluktuasi suhu dan
intensitas matahari. Singkatnya : penyadapan yang semakin siang akan sedikit
sekali mengalirkan lateks oleh sebab terjadinya penurunan turgor.
Percobaan-percobaan sehubungan dengan hal ini sudah dilakukan dan membuktikan
bahwa penyadapan di siang hari adalah pekerjaan sia-sia dan hanya akan merusak
pohon. Dalam pelaksanaannya, penyadapan dianjurkan mulai jam 4.00 WIB dan
selesai tidak lebih dari jam 10.00 WIB.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum penyadapan yang telah dilakukan adalah :
1. Mengetahui teknik penyadapan dan pengolahan hasil tanaman karet
yang benar.
2.
Mengetahui prinsip dasar penyadapan karet.
3. Mngetahui cara aplikasi stimulan pada
penyadapan karet.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman karet termasuk famili Euphorbiace atau
tanaman getah-getahan. dinamakan demikian karena golongan famili ini mempunyai
jaringan tanaman yang banyak mengandung getah (lateks) dan getah tersebut
mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai. Mengingat manfaat dan
kegunaannya, tanaman ini digolongkan ke dalam tanaman industri. Tanaman karet
berasal dari lembah Amazon. Karet liar atau semi liar masih ditemukan di bagian
utara benua amerika selatan, mulai dari Brazil hingga Venezuela dan dari
Kolombia hingga Peru dan Bolivia (Ghani et al., 1989).
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone
antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat
sehingga memulai produksinya juga terlambat dan suhu yang dibutuhkan untuk
tanaman karet 25° C sampai 35 ° C dengan suhu optimal rata-rata 28° C. Dalam sehari
tanaman karet membutuhkan intensitas matahari yang cukup antara 5 sampai 7 jam
(Santosa. 2007.).
Sistematika botani tanaman karet adalah
sebagai berikut:
Divisio :
Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class :
Dicotyledoneae
Sub class : Monoclamydae
Ordo :
Tricoccae
Family :
Euphorbiaceae
Genus :
Hevea
Species :
Hevea brasiliensis Muell. Arg.
Karet
merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik sebagai sumber
pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi
sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian
lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara dengan luas areal
terbesar dan produksi kedua terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi beberapa
kendala, yaitu produktivitas, serta kualitas produk yang masih rendah (Ekpete,
2011).
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Praktikum
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai
berikut.

Gambar 1, Penyadapan
karet menggunakan teknik sadap bawah.

Gambar 2, Penyadapan
karet menggunakan teknik sadap atas.

Gambar 3. Pengaplikasian stimulan untuk merangsang
produksi lateks

Gambar
4. Pemberian asam semut untuk
mempercepat pembekuan lateks.
3.2
pembahasan
Penyadapan merupakan proses mengeluarkan lateks dari dalam
pembuluh lateks. Penyadapan harus bisa mengeluarkan lateks sesuai dengan
kapasitas potensial yang dimiliki oleh tanaman karet serta tetap bisa menjaga
keberlanjutan produksi lateks. Lateks berada di hampir semua bagian organ
tanaman karet seperti batang, daun, bunga, buah, dan akar. Akan tetapi,
pembuluh lateks yang paling banyak menghasilkan lateks adalah yang berada di
jaringan kayu dan kulit luar atau pada bagian kulit batang. Pembuluh lateks tersususn
dari arah kanan atas ke kiri bawah dengan sudut kemiringan 2,1-7,1º. Pembuluh
lateks tersusun dalam kelompok yang melingkar mengelilingi sumbu batang (Cincin
Pembuluh Lateks). Cincin pembuluh lateks akan semakin rapat susunannya ketika
semakin dekat dengan kambium.Dalam penyadapan karet
terdapat dua cara penyadapan yaitu: sadap atas dan sadap bawah.
3.2.1. Sadap ke
arah bawah (SKB)
Sadapan ini dilaksanakan mulai TM 1 sampai dengan tanaman
mencapai umur sadap ke 17 dengan arah sadapan ke bawah menggunakan pisau sadap
biasa. Berikut norma sadap untuk SKB :
1. Tinggi bukaan
sadap, tinggi bukaan sadap adalah 130 cm diukur dari pertautan okulasi sampai
titik terendah alur sadap
2 . Sudut
sadapan, sudut sadapan 40o terhadap horizontal kemiringan alur sadap mulai
titik tertinggi di sebelah kiri atas samapai pada bagian terendah kanan bawah
3. Panjang irisan dan
kedalaman sadap, panajang irisan sadapan maksimal adalah ½ spiral dengan
kedalaman irisan sadapan diupayakan 1 – 1,5 mm dari kambium., karena pada
posisi tersebut terdapat susunan jaringan lateks terbanyak dengan harapan dapat
menghasilkan lateks yang maksimal
4. Bentuk alur dan
arah sadap, bentuk alur sadap adalah ke arah bawah dan arah sadap untuk
SKB adalah ke arah bawah
5. Konsumsi kulit,
standart pemakaian kulit untuk setiap sistem sadap berbeda, semakin jarang
frekuensi sadapan konsumsi kulit per sadapan cenderung lebih tebal.
3.2.2 Sadap ke Arah Atas (SKA)
Pemakaian
kulit untuk bidang atas 2 mm. Dengan semakin tingginya letak sadapan maka
konsumsi kulit diperlonggar dengan pertimbangan penyadapan lebih sulit. Jumlah
pohon per hanca untuk sadapan atas 75% dari jumlah pohon per hanca untuk
sadapan SKB dan semakin tinggi bidang sadap jumlah pohon per hanca semakin
sedikit. Berikut kriteria sadap atas :
1)
Sadapan dilakukan ketika tanaman telah mencapai umur sadapan ke 18
2)
Rata-rata memiliki lilit batang 70 cm pada ketinggian 150 cm
3)
Ketebalan kulit mencapai 9 – 10 mm
4).
Sudut kemiringan sama dengan sadapan lain yaitu 40o dengan arahpenyadapan
dimulai dari titik terendah sebelah kanan pada bidang H0.2 yang bergantian
dengan bidang B1.2
SKA
bukan merupakan sadapan mati melainkan sudah masuk pada sistem sadap
eksploitasi, sehingga norma sadapan harus benar-benar konsisten.
3.2.3 Sistem Eksploitasi
Teknik
aplikasi stimulan pada tanaman karet
Untuk mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja, beberapa
dekade ini telah lazim digunakan bahan stimulan
untuk memperpanjang lama aliran lateks atau meningkatkan produksi harian
Stimulan yang biasa digunakan adalah etepon (Chloro-ethyl phosphonic acid)
. Di pasaran banyak dikenal berbagai produk stimulan seperti Ethrel, Islin.
Flo-tek, Green Omega, dan lain-lain. Bahan ini akan terhidrolisis dan
mengeluarkan hormon berupa gas etilen (C2=H4). Gas etilen merupakan bahan aktif yang dapat mendorong stabilitas
lateks untuk mengalir lebih lama (misalnya dari 3 - 4 jam menjadi 9 -10 jam),
sehingga produksi lateks harian dapat meningkat khususnya pada klon yang responsif. Faktor utama dalam aplikasi
stimulan adalah konsentrasi bahan, dosis dan aplikasinya. Adapun aplikasi
stimulan tergantung pada caranya, dosisnya dan frekuensinya.
Notasi aplikasi
stimulan:
ET2.5% : Etepon
(Ethrel) konsentrasi 2,5%
ET5.0% : Etepon
(Ethrel) konsentrasi 5,0%
Ga : Cara buang
skrep dan dioles pada alur sadap (groove) dengan pelarut air
Ba : Cara dikerok
dan dioles pada kulit / bidang sadap (bark) dengan pelarut minyak sawit
mentah (CPO)
Pa : Cara dioles
pada panel sadap dengan pelarut air
9/y(m) : Pemberian
9 kali dalam setahun, diaplikasi sebulan sekali
18/y(2w) :
Pemberian 18 kali dalam setahun, diaplikasi sebulan dua kali
Dalam pelaksanaan aplikasi stimulan perlu diperhatikan
beberapa hal berikut :
n Maks. 9 bulan/tahun, gugur daun
dihentikan
3.2.4 Pengaplikasian asam semut
Penambahan asam semut mengakibatkan
turunnya pH lateks ke titik isoelektriknya sehingga lateks dapat membeku.
Prakoagulasi terjadi karena kemantapan bagian koloidal yang terkandung dalam
lateks berkurang. Bagian-bagian koloidal ini kemudian menggumpal menjadi satu
dan membentuk komponen yang berukuran lebih besar. Komponen koloidal yang lebih
ini akan membeku. Inilah yang menyebabkan terjadinya prakoagulasi (Anwar,
2001).
IV
KESIMPULAN
1. Penyadapan merupakan salah satu kegiatan
pokok dalam usaha budidaya tanaman karet (Havea brasiliensis). Kesalahan
dalam teknik penyadapan dapat menyebabkan kualitas dan hasil menjadi tidak
optimal. Komponen teknik penyadapan ini dapat dibagi tiga, yaitu kriteria
tanaman siap sadap, alat-alat, dan cara penyadapan.
2. Kesalahan dalam penyadapan, seperti
pemborosan pemakaian kulit dan kerusakan kulit dan lain-lain akan berdampak
pada pemendekan umur ekonomis tanaman dan penurunan produksi sehingga
mengakibatkan kerugian.
3. Pemberian stimulan dapat merangsang keluarnya
lateks lebih banyak sehingga produksi lebih tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Hartanto,
T. 2003. Budidaya Karet. Gramedia.
Jakarta
Setyamidjaja,
D. 1993. Karet. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Siregar, T.H.S., 1995. Teknik Penyadapan Karet. Kanisius, Yogyakarta.
LAMPIRAN

Gambar 1,praktikum sadap atas.

Gambar 2,praktikum sadap bawah.
Komentar
Posting Komentar