PENGENALAN HERBISIDA









PENGENALAN HERBISIDA
(Laporan Praktikum Pengelolaan Gulma)






Oleh

Theo Indra
1304122065






Logo+Unila+lampung (1).jpg







PROGRAM STUDI D3 PERKEBUNAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015






I.  HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



1.1  Hasil Pengamatan

Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

No
Gambar

Keterangan




1

Bimaron.jpg
Nama Dagang
Bahan Aktif
Jenis Fomulasi
Translokasi
Selectivitas
Waktu Aplikasi
Tanaman Sasaran
Gulma Sasaran


Volume Semprot
= Bimaron 500F
= Diuron 500 g/l
= Suspensi
= Sistemik
= Tidak selectivitas
= Pra tumbuh
= Tanaman tebu
= - Daun Lebar (0,75-1,5 l/ha)
-        - Daun Sempit (0,75-1,5 l/ha)
-        - Teki (1,5-3,0 l/ha)
= 300-500 l/ha





2


Nufaris.jpg
Nama Dagang
Bahan Aktif
Jenis Fomulasi
Translokasi
Selectivitas
Waktu Aplikasi
Tanaman Sasaran


Gulma Sasaran


Volume Semprot
= Nufaris 240 SL
= Isopropila mina gliposat 240 g/l
= Larutan
= Sistemik
= Tidak selective
= Purna tumbuh
= - Karet TM
-   Sawit TBM
-   Lahan Kosong (Alang-alang)
= - Daun lebar (2-4 l/ha)
-      - Daun Sempit (2-4 l/ha)
-      - Alang-alang (6-8 l/ha)
= 200-500 l/ha




3

Starane.jpg
Nama Dagang
Bahan Aktif
Jenis Fomulasi
Translokasi
Selectivitas
Waktu Aplikasi
Tanaman Sasaran

Gulma Sasaran

Volume Semprot
= Starane 200 EC
= Fluroksipir 200 g/l
= Pekatan
= Sistemik
= Selective
= Purna tumbuh
= - Karet
-             - Kelapa sawit
= - Daun lebar (0,25-0,5 l/ha)
-    Semak belukar (0,50-1,0 l/ha)
= 400-600 l/ha




4

Rudstar.jpg
Nama Dagang
Bahan Aktif
Jenis Fomulasi
Translokasi
Selectivitas
Waktu Aplikasi
Tanaman Sasaran
Gulma Sasaran


Volume Semprot

= Rudstar 250 EC
= Oksodiazon 250 EC
= Cair
= Kontak
= Tidak selective
= Purna tumbuh
= Bawang merah
= - Daun lebar (2-3 l/ha)
-   Daun sempit (2-3 l/ha)
-   Teki (1-2 l/ha)
= 400-600 l/ha





5


Goald.jpg

Nama Dagang
Bahan Aktif
Jenis Fomulasi
Translokasi
Selectivitas
Waktu Aplikasi
Tanaman Sasaran


Gulma Sasaran
Volume Semprot

= Goal 240 EC
= Oksifluorfen 240 g/l
= Pekatan
= Kontak
= Tidak selective
= Pra tumbuh
= - Bawang Merah
-  Karet
-  Kelapa Sawit

= 300-500 l/ha





6


Starlon.JPG

Nama Dagang
Bahan Aktif
Jenis Fomulasi
Translokasi
Selectivitas
Waktu Aplikasi
Tanaman Sasaran
Gulma Sasaran

Volume Semprot

= Starlon 665 EC
= Triklopir butoksil etil ester
= Pekatan
= Sistemik
= Tidak selective
= Purna tumbuh
= Kelapa sawit
= - Daun lebar (0,5-1 l/ha)
-  Semak belukar (0,5-1 l/ha)
= 600-700 l/ha





7

Fenominn.JPG

Nama Dagang
Bahan Aktif
Jenis Fomulasi
Translokasi
Selectivitas
Waktu Aplikasi
Tanaman Sasaran
Gulma Sasaran
Volume Semprot

= Fenomin
= 2,4D Dimetil amina
= Larutan cair
= Sistemik
= Selective
= Purna tumbuh
= Tanaman padi
= Teki (1-1,5 l/ha)
= 500 l/ha

















8



Nama Dagang
Bahan Aktif
Jenis Fomulasi
Translokasi
Selectivitas
Waktu Aplikasi
Tanaman Sasaran
Gulma Sasaran


Volume Semprot

= Grandup 480 SL
= Isopropilamina Glifosat 480 g/l
= Cair
= Sistemik
= Tidak selektif
= Purna tumbuh
= Padi sawah, dan jagung
= Daun lebar dan daun sempit
= 1,5-3 l/ha (daun sempit)
= 3-4 l/ha (daun lebar)
= 300-400 l/ha





9



Nama Dagang
Bahan Aktif
Jenis Fomulasi
Translokasi
Selectivitas
Waktu Aplikasi
Tanaman Sasaran
Gulma Sasaran



Volume Semprot

= Basta 150 WSC
= Amonium glufosinat 150 g/l
= Pekatan
= Sistemik
= Tidak selektif
= Purna tumbuh
= Kelapa sawit, karet, kopi, kakao, teh, dan cengkeh
= Daun lebar, rumput (5-10 l ha)
= Teki (3 l ha)
= Volume tinggi
= 200-800 l/ha




10

Prowl.JPG

Nama Dagang
Bahan Aktif
Jenis Fomulasi
Translokasi
Selectivitas
Waktu Aplikasi
Tanaman Sasaran
Gulma Sasaran
Volume Semprot

= Prowl 330 EC
= Pendimetalin 336 g/l
= Pekatan
= Kontak
= Selective
= Pra tumbuh
= Tanaman tebu
= Daun lebar (1,5-3 l/ha)
= 500-600 l/ha











2.1  Pembahasan


1.    Bimaron 500F

Herbisida diuron bersifat sistemik. Herbisida ini biasanya diabsorbsi melalui akar dan ditranslokasikan ke daun melalui batang.  Pemakaian lewat daun tidak ditranslokasikan lagi.  Di dalam tubuh tumbuhan diuron mengalami degradasi, terutama melalui pelepasan gugus metil.  Herbisida diuron menghambat reaksi Hill pada fotosintesis, yaitu dalam fotosistem II. Dengan demikian pembentukan ATP dan NADPH terganggu (Tjitrosoedirdjo et al, 1984 dalam Agustina V.M.F,. 2006)

2.    Nufaris 240 SL

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer/ penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer/ Pakailah semprotan punggung yang bertekanan tetap dan nosel polijet untuk mendapatkan hasil semprotan yang rata

3.    Starane 200 EC

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer/ penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer/ Pakailah semprotan punggung yang bertekanan tetap dan nosel polijet untuk mendapatkan hasil semprotan yang rata

4.    Rudstar  250 EC

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer/ penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer/ Pakailah semprotan punggung yang bertekanan tetap dan nosel polijet untuk mendapatkan hasil semprotan yang rata


5.    Goal 240 EC

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer/ penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer/ Pakailah semprotan punggung yang bertekanan tetap dan nosel polijet untuk mendapatkan hasil semprotan yang rata

6.    Starlon 665 EC

Triklopir diabsorbsi oleh daun dan akar, serta di translokasikan ke seluruh jaringan tumbuhan.  Triklopir dapat merusak tumbuhan melalui translokasi akar tetapi tidak terlalu efektif.  Triklopir berperan sebagai auksin sintetis, memberikan tumbuhan auksin yang berlebihan sekitar 1000 kali dari yang dibutuhkan tumbuhan, sehingga menggangu keseimbangan hormon dan menggangu pertumbuhan.

7.    Powl 330 EC

Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer/ penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer/ Pakailah semprotan punggung yang bertekanan tetap dan nosel polijet untuk mendapatkan hasil semprotan yang rata

8.    Fenomin

Herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya.  Cara kerja herbisida ini membutuhkan waktu 1-2 hari untuk membunuh tanaman pengganggu tanaman budidaya (gulma) karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena, namun bekerja dengan cara menganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu dialirkan ke dalam jaringan tanaman gulma dan mematikan jaringan sasarannya seperti daun, titik tumbuh, tunas sampai ke perakarannya.

9.    Grand up

Grandup adalah Herbisida purna tumbuh berbentuk pekatan berwarna kekuningan yang dapat dilarutkan dalam air, yang bersifat sistemik yang dapat digunakan untuk mengendalikan gulma pada persiapan tanaman padi. Efek terjadinya kematian merata ke seluruh bagian gulma, mulai dari bagian daun sampai perakaran.  Dengan demikian, proses pertumbuhan kembali juga terjadi sangat lambat sehingga rotasi pengendalian dapat lebih lama (panjang).  Penggunaan herbisida sistemik ini secara keseluruhan dapat menghemat waktu, tenaga kerja, dan biaya aplikasi.  Herbisida sistemik dapat digunakan pada semua jenis alat semprot, termasuk sistem ULV (Micron Herbi), karena penyebaran bahan aktif ke seluruh gulma memerlukan sedikit pelarut.

10.    Basta 150 WSC

Basta 150 WSC termasuk herbisida sistemik.  Cara kerja herbisida ini dengan mengganggu enzim yang berperan dalam membentuk asam amino yang dibutuhakan tanaman, dan mudah menyerap ke seluruh jaringan tanaman, gulma akan mati sampai akar-akarnya.







DAFTAR PUSTAKA


Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Hance, Raymond J. 1987. An Introduction to Weed Control. Basle : Ciba-Geigy Agro Division.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.

Wudianto, Rini. 1990. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta : Penebar Swadaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JENIS-JENIS KLON PADA TANAMAN KARET

PENGUKURAN DEBIT ALIRAN SUNGAI