PENGENALAN JAMUR Xylaria hypoxylon
PENGENALAN JAMUR
Xylaria
hypoxylon
( Tugas Mata
Kuliah Pengendalian Hama Dan Penyakit Tebu)
Oleh
Theo Indra
1304122065

PROGRAM STUDI D3
PERKEBUNAN
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jamur adalah eukariotik yang tidak
berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya
bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti
di tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan. Sedangkan sebagai
parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain dan biasanya merugikan media
yang ditempelinya.
Pada
dasarnya jamur bisa tumbuh di berbagai tempat, namun sebagian besar jamur akan
tumbuh subur bila berada di daerah yang lembab dan bersuhu dingin. Reproduksi
jamur dilakukan dengan dua cara, yaitu secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif biasanya dilakukan dengan membentuk spora, membelah
diri, serta pembentukan kuncup. Sementara perkembangbiakan generatif dilakukan
melalui pembentukan spora askus, konjugasi, dan menggunakan hifa yang akan
menghasilkan zigospora.
1.2 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara
perkembangbiakan dan habitat jamur.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri jamur Xylaria Sp.
II HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil

Gambar: jamur Xylaria Sp
Klasifikasi
Xylaria Sp menurut Smith (1995) adalah:
Divisio Ascomycota
Classis Sordariomycetes
Ordo Xylariales
Familia Xylariaceae
Genus Xylaria
Species Xylaria hypoxylon
2.2 Pembahasan
Xylaria
hypoxylon termasuk dalam kingdom fungi dan termasuk divisi Ascomycota.Xylaria
hypoxylon mempunyai bagian-bagian di antaranya talus yang berbentuk
silindris panjang dan pada ujungnya berbentuk tanduk.Warna dari species jamur
ini berwarna putih kehitaman.Pada saat pengamatan, Xylaria hypoxylon
banyak di temukan berkerumun pada batang kayu tumbuh-tumbuhan.Xylaria
hypoxylon mempunyai buah badan yang berbentuk silinder, biasanya jarang
bercabang, dan sering membentuk menyerupai sebuah tanduk.Spesimen ini banyak
ditemukan di awal musim semi, dapat dilindungi sepenuhnya dalam spora aseksual
(konidia), yang menampakkan diri berwarna putih keabu-abuan.Kemudian di akhir
musim semi, askokrap matang berwarna hitam dan mempunyai benjolan-benjolan yang
disebut perithecia di permukaan.Hal ini merupakan struktur dari bantalan bulat
spora dengan lubung-lubang kecil untuk tempat pelepasan spora seksual.
Perithecia tertanam dalam daging askokrap, stroma yang tangguh,elastis dan
berwarna putih. Pada askokrap berbentuk ginjal, bwrwarna hitam, dan halus
Tubuh buah dari spesies jamur Xylaria hypoxylon ini
biasanya memiliki cabang hitam ramping dengan tanduk seperti tips putih. Saat
ditemui di musim semi, seluruh askokrap berwarna putih keabu-abuan seperti
tepung sebagai akibat dari pembentukan spora aseksual.Kemudian di akhir musim
semi, askokrap matang berwarna kehitaman dan terdapat gundukan kecil sebagai
tempat reproduksi seksual dengan memproduksi spora yang disebut perithecia.
Perithecia yang tertanam pada daging askokarp berwarna putih tadi disebut
dengan stroma (Campbell,1999:58)
.
Xylaria
hypoxylon merupakan jamur yang dapat hidup pada daerah hutan hujan tropis.Jamur Xylaria
hypoxylon hidup berkerumun pada batang kayu atau dekat batang kayu yang
membusuk. Jamur ini sekilas nampak seperti bagian dari batang kayu karena warna
pada tubuh buahnya berwarna kehitaman menyerupai warna batang kayu tersebut
(Campbell,1999:60).
Siklus hidup dari Xylaria hypoxylon sedikit
rumit.Spora, asci, dan perithecia terjadi ketika jamur sudah matang yang kemudian
bereproduksi sacara seksual. Pada tahap dewasa, Xylaria hypoxylon
menghasilkan spora aseksual dengan menghasilkan konidia dalam lapisan tepung,
peristiwa ini terjadi ketika akhir musim semi tiba (Hidayat,1995:179).
Berbagai senyawa bioaktif telah teridentifikasi
dalam jamur Xylaria hypoxylon ini.Senyawa A dan B pada jamur Xylaria
hypoxylon memiliki moderat sitotoksik aktivitas melawan hepatoseluler karsinoma
sel garis manusia.Beberapa cytochalasins, senyawa yang mengikat aktin
dalam jaringan otot juga telah ditemukan dalam jamur Xylaria hypoxylon
ini.Xylaria hypoxylon juga mengandung karbohidrat protein binding, suatu
lektin, dengan spesifisitas gula yang unik, dan memiliki potensial efek anti
tumor dalam berbagai tumor baris sel (Wellyzar, S,1995:180).
Fungi Ascomycota
mengalami meiosis setelah pembentukan zigot yang berumur pendek dan
menghasilkan meiospora dengan pembentukan sel bebas dalam sebuah meiosporagium
yang disebut askus. Ascomycota menunjukan kompatibilitas seksual bipolar dan
memiliki dinding sel yang terdiri dari dua lapisan ( bi-layered). Pohon
filogenetik berdasarkan sekuens 18S rDNA menunjukan bahwa Ascomycota dan
Basidiomycota mengalami divergensi satu dengan yang lainnya pada era Paleozoic,
sekitar 500 juta tahun yang lalu (Barbee & Taylor dalam Gandjar, I.,
Wellyzar, S., Ariyanti, O.: 2006).
III KESIMPULAN
1. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara
vegetatif ada pula dengan cara generatif.
Fungi hidup pada lingkungan yang
beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi
berada di darat (terestrial) dan di tempat lembab. Meskipun demikian banyak
pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di
air tawar
2 sel Xylaria talus
berbentuk silindris panjang dan pada ujungnya berbentuk tanduk. Berwarna putih
kehitaman. Menghasilkan spora aseksual dengan menghasilkan konidia. Rreproduksi
seksual terjadi setelah jamur matang. Mengandung karbohidrat protein binding,
suatu lektin, dengan spesifisitas gula yang unik, dan memiliki
.
DAFTAR
PUSTAKA
Barbee & Taylor
dalam Gandjar, I., Wellyzar, S., Ariyanti, O.: 2006. pembentukan zigot Pada Jamur Jakarta : Grasindo. Saktiyono
Campbell,1999:60. Habitat jamur Buku Kedokteran EGC. Jakarta
(Hidayat,1995:179).Klasifikasi
Xylaria Sp Gajah
Mada University Press- Yogyakarta
Wellyzar,
S,1995:180. “Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts and other
yeast-like fungi including the smuts”. Botanica Marine 23: 361–73 The
classification system presented here is based on the 2007 phylogenetic study by
Hibbett et all www. Geogle, com
Komentar
Posting Komentar